Auditory Intellectually
Repetition (AIR) merupakan model pembelajaran yang mirip dengan model
pembelajaran Somatic Auditory
Visualization Intellectually (SAVI) dan pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK), bedanya hanya pada
repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan
dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
Vera (Juliani, 2012: 8)
berpendapat bahwa,
Model
pembelajaran AIR diartikan sebagai model pembelajaran yang menekankan tiga
aspek, yaitu auditory (belajar dengan
mendengar), intellectualy (belajar
dengan berfikir), dan repetition
(pengulangan) agar belajar menjadi efektif.
1.
Auditory
Auditory berarti
belajar dengan melibatkan pendengaran. Belajar auditori adalah belajar dengan
berbicara dan mendengar. Belajar auditori merupakan cara belajar yang standar
bagi semua orang sejak awal sejarah. pada pembelajaran ini siswa belajar dari
suara, dialog, menceritakan kepada orang lain sebuah pengalaman, belajar dan
berbicara dengan diri sendiri, mengingat bunyi dan irama, mendengarkan kaset
dan dari mengulang apa yang dibaca dalam hati.
Ketika telinga menangkap dan
menyimpan informasi, beberapa area penting di otak menjadi aktif. Guru dapat merancang pembelajaran
matematika yang menarik saluran auditori dengan melakukan tindakan seperti
mengajak siswa membicarakan materi apa yang sedang dipelajari, dan siswa
diminta untuk mengungkapkan pendapat atas informasi yang telah didengarkan dari
penjelasan guru.
Merancang pembelajaran yang menarik
pada pembelajaran auditori carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa
yang sedang mereka bicarakan, pelajari, baca keras-keras dan ajak berbicara
saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi,
menguasai keterampilan dan lain-lain.
2.
Intellectualy
Intellectualy berarti
menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal
ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman,
menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut.
Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung, menciptakan, memecahkan
masalah dan membangun makna. Aspek intelektual dalam belajar aka terlatih jika
guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas seperti:
1.
memecahkan
masalah;
2.
menganalisis
masalah;
3.
mengerjakan perencanaan strategis;
4.
melahirkan gagasan kreatif;
5.
mencari dan menyaring informasi;
6.
merumuskan pertanyaan;
7.
menerapkan gagasan baru pada
pekerjaan;
8.
meramalkan implikasi suatu gagasan.
Takari (Juliani, 2012:
4) mengartikan “Belajar dengan intelektual bukan berarti belajar tanpa emosi,
rasionalistis, berhubungan dan akademis”. Berfikir pada hakikatnya adalah suatu
rahmat dan karunia dari Allah.
Sarbana (Juliani, 2012:
4) berpendapat bahwa,
Berfikir
adalah proses aktifnya otak melalui indra mata, telinga dan rasa akan diolah
didalam otak melalui peristiwa listrik yang akan merangsang sekaligus
mengaktifkan sel-sel otak. Selanjutnya masing-masing sel otak akan saling
berinteraksi melalui sebuah media yang dinamakan neurotransmitter, semakin
banyak hubungan yang terjadi maka fungsi otak akan semakin meningkat yang
berarti makin cerdas.
3.
Repetition
Repetisi
yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara
siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Bila guru menjelaskan suatu
unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Karena ingatan siswa tidak selalu
tetap dan mudah lupa, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang
sedang dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas,
dan tidak mudah dilupakan, sehingga dapat digunakan oleh siswa untuk memecahkan
masalah. Ulangan dapat diberikan secara teratur, pada waktu-waktu tertentu,
atau setelah tiap unit diberikan, maupun secara insidentil jika dianggap perlu
(Slameto dalam Panjaitan, 2012: 11). Menurut Suherman (2003) menjelaskan bahwa,
“Pengulangan yang akan memberikan dampak positif adalah pengulangan yang tidak
membosankan dan disajikan dalam metode yang menarik”.
Menurut
Herdian (Panjaitan, 2012: 11) mengemukakan bahwa, Ada beberapa jenis kegiatan
yang dilakukan dalam Auditory Intellectually
Repetion (AIR) pada matematika, yaitu sebagai berikut.
1) Membentuk
pembelajaran kelompok dan diskusi
Pada
kegiatan ini siswa dapat saling menukar informasi yang didapatnya dan siswa
dapat mengeluarkan ide mereka secara verbal atau guru mengajak siswa membicarakan
tentang apa yang dipelajari, diantaranya menterjemahkan pengalaman mereka
dengan suara, mengajak mereka berbicara saat memecahkan masalah, membuat model,
mengumpulkan informasi, dan sebagainya sehingga mereka akan melahirkan gagasan
yang kreatif.
2) Memecahkan
masalah
Pada
kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan siswa dalam mengerjakan
perencanaan strategis untuk menyelesaikan soal, yaitu mencari dan menyaring
informasi, merumuskan pertanyaan, membuat model dan menyelesaikan soal dengan
menerapkan seluruh gagasan pada pekerjaan.
3) Melakukan
presentasi
Pada
kegiatan ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaan yang telah
mereka diskusikan tadi. Siswa diharapkan dapat memikirkan bagaimana cara mereka
untuk menerapkan informasi dalam presentasi tersebut sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Kemudian siswa yang
lain menanggapi hasil diskusi kelompok lain sehingga terjadi diskusi antar
seluruh siswa dan guru akan membantu jika siswa mengalami kesulitan.
4) Melakukan
repetisi
Pada
kegiatan ini guru melakukan repetisi kepada seluruh siswa tetapi bukan secara
berkelompok melainkan secara individu. Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna
pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian
tugas atau kuis.
Setiap model
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun yang menjadi kelebihan
dari model pembelajaran AIR adalah sebagai berikut.
a.
Melatih pendengaran dan keberanian siswa
untuk mengungkapkan pendapat (Auditory).
b.
Melatih siswa untuk memecahkan masalah
secara kreatif (Intellectually).
c.
Melatih siswa untuk mengingat kembali
tentang materi yang telah dipelajari (Repetition).
d.
Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.
Sedangkan yang menjadi
kelemahan dari model pembelajaran AIR adalah dalam model pembelajaran AIR
terdapat tiga aspek yang harus diintegrasikan yakni Auditory,
Intellectually, Repetition sehingga secara sekilas pembelajaran ini
membutuhkan waktu yang lama. Tetapi, hal ini dapat diminimalisir dengan cara
pembentukan kelompok pada aspek Auditory
dan Intellectually.
boleh minta judul bukunya gak tentang model AIR??? lagi butuh untuk skripsi makasih bantuannya
BalasHapusia aku juga butuh ni buku tentang penerapan model air untuk skripsi aku.share dong judul bkunya
Hapusmba minta daftar pustakanya dong
BalasHapusSalam kenal mbak.. terima kasih untuk ilmunya tentang model AIR. kalau boleh tau, model AIR ini referensinya ada di buku apa aja ya mbak? Boleh share? Ke email aulyalala@gmail.com terima kasih :)
BalasHapusinfo dong tentang judul bukunya ... bantuannya di butuhkan y
BalasHapusboleh minta daftar pustaknya?? buat skripsi mentok niih bab 2 duuhh,, mohon bantuannya. terimakasih
BalasHapusboleh minta daftar pustaknya?? buat skripsi mentok niih bab 2 duuhh,, mohon bantuannya. terimakasih
BalasHapusada yg tau referensi pembelajaran AIR?
BalasHapusUntuk buku referensi Model Pembelajaran AIR dapat kontak tokobukubandung ya, kakak
BalasHapushttps://www.facebook.com/TokoBukuBandung/
Semoga membantu
Bisa minta bukunya
BalasHapus